Kamis, 06 November 2008

Dr.dr. Samsul Islam Dekan FK UB : Minta Pemerintah Harus Tegas Mengatur Lokasi Perokok Brawijaya Kedatangan Tamu dari Negeri Kincir Angin Belanda


KRC, Campus
Pemerintah harus tegas dalam menegakan aturan dibidang kesehatan khususnya persoalan rokok. Saat ini sudah tidak waktunya lagi bnagi perokok untuk merokok sembarangan tempat, karena alasanya akan membahayakan bagi orang lain. Kita, yang tidak merekok berdekatan dengan perokok dampaknya akan lebih berat kesehatanya bagi yang bukan perokok,” tandas .Dr dr Samsul Islam SpMK MKes Dekan Fakultas Kedokteran Unibraw pada Koran Rakyat Cybermedia belum lama ini.
Oleh, karenanya Samsul meminta agar bisa pemerintah mengatur secara tegas dan jelas lokasi bagi perokok, sehingga tak membahayakan bagi kesehatan warga kota. Disampaikan juga Menjelang Hari Kesehatan Nasional yang ke 44 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FK-UB), mendapatkan tamu pakar dari Erasmus University Medical Center dari negeri kincir angin belanda, yakni Prof Dr Henri A Verbrugh PhD dan Dr Jan Nouwen,PHd, Keduanya memberikan kuliah tamu di auditorium lantai VI gedung pusat pendidikan FK-UB. Ratusan mahasiswa yang rata-rata duduk pada semester 5 memenuhi ruangan itu.
Lebih jauh dikatakan , kedua tamu tersebut sengaja diundang untuk memberikan materi perkuliahan kepada mahasiswa sebagai bentuk kerjasama selain penelitian antara kedua institusi. Erasmus University Medical Center dengan Universitas Brawijaya (UB) .
Sementara Prof Dr Henri A Verbrugh PhD pada acara kuliah tamu itu menyampaikan tentang Emerging Infections. Ia banyak membahas tentang penyakit endemik dan pandemik yang banyak terdapat di Indonesia. Menurutnya, banyak sekali penyakit-penyakit yang tersebar di Indonesia, mulai dari malaria sampai avian influenza. Hanya saja seberapa besar dan data sebarannya sampai mana saja masih belum diketahui.
Ia juga mengkritisi kondisi laboratorium-laboratorium mikrobiologi di beberapa fakultas kedokteran di Indonesia, yang menurut dia masih kurang memadai fasilitasnya. Keadaan ini menjadikan aktivitas penelitian juga menjadi minim. Padahal menurutnya, Indonesia memiliki mahasiswa-mahasiswa dengan potensi peneliti dan objek penelitian yang sangat banyak. Ia berharap ada terobosan-terobosan baru untuk mengatasi masalah ini. (eas)

Tidak ada komentar: