![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCR2bX-vpHG8YeUttbEbHIvJOLfohXBsDLE_EatE7Zqu5s5mFkieclOKswDaS-qpWAIsnJYOEJu_bvr4GWtgTZjXHaZ8-lcX1Y4l0ZDcJQ_h9VthEvlUquAjGzxQkjhsgTmD2vE15hipk/s400/konsulbca.gif)
KRC, Campus
Menghadapi persaingan yang cukup ketat di perguruan tinggi swasta Universitas Islam Malang (Unisma ) berusaha meningkatkan mutu dan kualitas dosen dan mahasiswa, karena bila hal itu tidak dilaksanakan akan ketinggalan dengan perguruan tinggi yang lain. “ Saya berusaha tingkatkan mutu akademik sehingga bisa menghasilkan wisudawan yang berkualitas,” tandas Dr. Yaqub Cikusin , M.Si Pembantu Rektor Unisma Malang pada Koran Rakyat Cybermedia Campus Jumat (24/10) kemarin.
Dikatakan Yaqub untuk bisa meningkatkan mutu berangkat dari kalangan pimpinan Unisma dulu, selanjutnya ke para dosen dan mahasiswa.Jadi sekarang tidak ada dosen yang mencoba malas-malasan serta tidak kreatif, pasti akan terlindas dengan yang lain dan dapat peringatan.Di Unisma sekarang dosen absen juga layaknya mahasiswa, bila dosen seringkali tak masuk maka mahasiswa diberi kesempatan untuk mengadu ke rektorat. Tentunya pasti ada sangsi, kalau dosen sampai berat sangsinya tak dikasih jam mengajar. Termasuk juga dalam hal pemberian nilai, kalau mata pelajaran Sosial Politik yang saya ajarkan tidak mudah memberikan nilai, karena kita ukur kualitas serta kemampuan mahasiswanya. Kalau memang mereka dapa nilai A berarti nilai mereka murni, begitu juga yang mendapatkan nilai jelek itu juga murni. Karena, Yaqub berusaha meningkatkan kualitas dan standarisasi mahasiswa Unisma, minimal sama atau lebih dengan perguruan tinggi negeri di Indonesia.
Dijelaskan Yqub Alumni Universitas Airlangga Surabaya ini, ia menginginkan mahasiswanya sama dengan Unair dalam hal kualitas, tentunya tradisi yang santai perlu ditinggalkan dan ada standarisasi dalam pengajaran dan memberikan nilai. Lebih baik meluluskan mahasiswa sedikit berkualitas dari pada banyak tak bermutu.” Sampai bisa cek mahasiswa Sosial Politik yang kami ajar yang nilainya bagus kalau diaduh dengan perguruan tinggi negeri pasti tak akan kalah, “tandasnya berbinar-binar.
Namun dikatakan Yaqub tak mudah dalam merombak serta mengadopsi perguruan tinggi negeri seperti Unair, karena harus ada kemauan dan kemampuan dari seluruh dosen Unisma dan yang penting bisa menghilangkan tradisi santai dan mau belajar lagi. Sementara beberapa dosen Unisma yang namanya keberatan disebutkan, baik untuk peningkatan mutu tak ada masalah, namun harus dilihat dulu kondisi dan kapasitas dosen yang ada.Karena fasilitas terhadap dosen negeri dan swasta jauh berbeda,kalau tujuanya kearah standarisasi tak masalah, tapi harus diperhatikan kesejahteraan dosen juga
Sementara dalam Wisudawan terbaik Unisma Tahun 2008
1.Atik Umama, Spd dengan IPK 3,89 Jurusan Bahasa Inggris
2.Program Politeknik Atas Nama Deny Sugiarto IPK 3,26
3.Program Pasca Sarjana harjono MH IPK 3,93
4.Asmaul Chomsah,SE IPK 3,85 jurusan Ekonomi
Menghadapi persaingan yang cukup ketat di perguruan tinggi swasta Universitas Islam Malang (Unisma ) berusaha meningkatkan mutu dan kualitas dosen dan mahasiswa, karena bila hal itu tidak dilaksanakan akan ketinggalan dengan perguruan tinggi yang lain. “ Saya berusaha tingkatkan mutu akademik sehingga bisa menghasilkan wisudawan yang berkualitas,” tandas Dr. Yaqub Cikusin , M.Si Pembantu Rektor Unisma Malang pada Koran Rakyat Cybermedia Campus Jumat (24/10) kemarin.
Dikatakan Yaqub untuk bisa meningkatkan mutu berangkat dari kalangan pimpinan Unisma dulu, selanjutnya ke para dosen dan mahasiswa.Jadi sekarang tidak ada dosen yang mencoba malas-malasan serta tidak kreatif, pasti akan terlindas dengan yang lain dan dapat peringatan.Di Unisma sekarang dosen absen juga layaknya mahasiswa, bila dosen seringkali tak masuk maka mahasiswa diberi kesempatan untuk mengadu ke rektorat. Tentunya pasti ada sangsi, kalau dosen sampai berat sangsinya tak dikasih jam mengajar. Termasuk juga dalam hal pemberian nilai, kalau mata pelajaran Sosial Politik yang saya ajarkan tidak mudah memberikan nilai, karena kita ukur kualitas serta kemampuan mahasiswanya. Kalau memang mereka dapa nilai A berarti nilai mereka murni, begitu juga yang mendapatkan nilai jelek itu juga murni. Karena, Yaqub berusaha meningkatkan kualitas dan standarisasi mahasiswa Unisma, minimal sama atau lebih dengan perguruan tinggi negeri di Indonesia.
Dijelaskan Yqub Alumni Universitas Airlangga Surabaya ini, ia menginginkan mahasiswanya sama dengan Unair dalam hal kualitas, tentunya tradisi yang santai perlu ditinggalkan dan ada standarisasi dalam pengajaran dan memberikan nilai. Lebih baik meluluskan mahasiswa sedikit berkualitas dari pada banyak tak bermutu.” Sampai bisa cek mahasiswa Sosial Politik yang kami ajar yang nilainya bagus kalau diaduh dengan perguruan tinggi negeri pasti tak akan kalah, “tandasnya berbinar-binar.
Namun dikatakan Yaqub tak mudah dalam merombak serta mengadopsi perguruan tinggi negeri seperti Unair, karena harus ada kemauan dan kemampuan dari seluruh dosen Unisma dan yang penting bisa menghilangkan tradisi santai dan mau belajar lagi. Sementara beberapa dosen Unisma yang namanya keberatan disebutkan, baik untuk peningkatan mutu tak ada masalah, namun harus dilihat dulu kondisi dan kapasitas dosen yang ada.Karena fasilitas terhadap dosen negeri dan swasta jauh berbeda,kalau tujuanya kearah standarisasi tak masalah, tapi harus diperhatikan kesejahteraan dosen juga
Sementara dalam Wisudawan terbaik Unisma Tahun 2008
1.Atik Umama, Spd dengan IPK 3,89 Jurusan Bahasa Inggris
2.Program Politeknik Atas Nama Deny Sugiarto IPK 3,26
3.Program Pasca Sarjana harjono MH IPK 3,93
4.Asmaul Chomsah,SE IPK 3,85 jurusan Ekonomi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar